Foto: http://www.jpnn.com
Bangun di pagi ini menyisakan sesak di hatiku. Deru hujan masih terdengar, tamparan angin masih berhembus. Dingin menusuk tulang. Ku tarik selimut menutupi dan mendekapnya erat mengusir dingin yang teramat sangat. Mata kubuka perlahan dan menyadari kalau aku masih di tempat tidurku, masih di kamarku dan masih di dalam rumahku.
Apa kabar mereka di pengungsian? Apa kabar Bumi Sikirei? Hujan angin tak henti-henti datang. Kalaupun sempat langit cerah itupun tak berlangsung lama, seolah-olah hanya memberi sedikit harapan ditengah kelamnya mendung.
Angin beserta derasnya hujan masih menderu-deru. Pasti tak jadi lagi kapal-kapal itu berangkat ke pulau yang berduka itu. Mereka telah menunggu dan berharap bahwa bantuan itu akan secepatnya datang. Perut mereka sudah merintih untuk diisi, kedinginan telah menggerogoti dan sendu tangis anak-anak memecah sunyi diantara tatapan kosong mereka.
Sabarlah bapak, ibu dan saudara-saudaraku nan disana. Bantuan pasti akan datang. Kapal-kapal sudah disiapkan, tetapi halangan tak dapat dicegah, tapi kapal ini pasti akan berlayar kesana. Disini para relawanpun telah siap untuk diberangkatkan, tapi memang kondisi yang menyebabkan mereka belum bisa berangkat. Kamipun cemaskan kalian disini.
Aku disini memandangi hujan. Tak ada sesuatu yang bisa aku lakukan untuk membantu kalian di sana, selain do'a yang kupanjatkan kepada Rabb, Illah penguasa alam, agar kalian selalu berada dalam lindunganNya, menjadi manusia-manusia pilihan karena ujianNya. Sabarlah bapak, ibu dan saudara-saudaraku nan di sana, tetaplah percaya, bahwa Rabb takkan memberikan ujian lebih dari apa yang kita sanggup. Tetaplah bertahan, kami mendo'akan. . .
oto: www.fotokita.net
tulisan ini terhatur karena saya tahu Mentawai adalah daerah yang siaga bencana dan kapal PMI belum bisa berangkat karena kondisi cuaca saat ini.
2 komentar:
blognya seru juga nih...
makasih sudah berkunjung...^___^
Posting Komentar