Minggu, 03 April 2011

Dewek-an be...

Apa yang terlintas di pikiran kalian waktu membaca judul diatas? Mengernyitkan dahi?  Sama. Saya juga melakukan hal serupa begitu mendengar ungkapan diatas. Artinya, kalau dalam bahasa Minang, asal saya, sama dengan surang se.  Ada kemiripan pada ujungnya kan? Kalo diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya ‘sendirian saja’. Jadi, itu bahasa apa? Trus  kenapa jadi judul postingan saya kali ini? Tentang apa yang mau dibicarakan? Okay..pertanyaan-pertanyaan itu akan terjawab sekaligus mengobati rasa penasaran kalian kenapa beberapa waktu lalu Padang Ilalang ini semakin merimbun tak terurus, kemana perginya saya. Halaaahh…#sapa  juga yang nyariin  :p

Hampir memasuki satu bulan saya berada di kota ini. Kota Jambi. Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah.  Kota yang tak pernah terpikir oleh saya sebelum-sebelumnya sebagai tempat untuk mencari hidup dan kehidupan. Walaupun bertetanggaan dengan Sumatera Barat, saya belum pernah mengunjungi salah satu Kota/ Kabupaten yang ada di Propinsi ini.  Dan ini adalah kota kedua saya hidup di perantuan. Sebelumnya sempat merasakan kehidupan dan hiruk pikuk kota Jakarta dan Tangerang. Dan kali ini, kota Jambi memberikan saya sebuah harapan untuk sebuah masa depan. Insyaallah, amanah masyarakat dan pemerintah Provinsi Jambi dapat saya jalankan dengan sebaik-baiknya. Semoga.

Peta Provinsi Jambi

Perjalanan awal ke kota Jambi dari kota saya, Padang, Sumatera Barat, terasa sangat mengesankan. Jangan pikir karena kedua provinsi ini bertetanggaan, bisa ditempuh dalam waktu singkat. Saya membutuhkan waktu sekitar 10-12 jam ke kota Jambi. Perjalanan dapat dilakukan dengan menggunakan bus sore atau malam.  Berangkat jam 19.00 WIB dari Padang sampai di kota Jambi kira-kira pada pukul 07.00-08.00 WIB, bahkan bisa lebih tergantung situasi di jalan.  Bus hanya berhenti pada waktu makan malam dan Isya kira-kira pada pukul 20.00 WIB dan sholat subuh pada pukul 05.00-05.30 WIB. Selain bus, bisa juga menggunakan jasa travel dengan biaya sedikit lebih mahal  jika dibandingkan dengan naik bus. Tapi waktu tempuh kurang lebih sama. Saya cukup mengeluhkan perjalanan yang membuat badan saya lelah dan mengantuk ini keesokan harinya, karena seharian duduk lama di sepanjang perjalanan. Dulu, konon kabarnya pernah ada pesawat yang berangkat dari Padang ke Jambi. Tapi mungkin karena peminatnya yang sedikit hingga rute perjalanannya ditiadakan. Jika maksa harus naik pesawat, kita harus transit dulu ke Jakarta, hehehe…. :D

 Provinsi Jambi ini sangat luas. Terbukti dengan jarak tempuh antar kota dan kabupatennya sangat jauh. Terasa sangat berbeda dengan Sumbar saya, yang dalam satu hari kita bisa mengunjungi beberapa objek wisata di kota dan kabupaten yang berbeda. Sedangkan di Jambi waktu kita lebih banyak habis di perjalanan. Saya sempat terkaget ketika menanyai teman yang tinggal di Kota Sungaipenuh mengatakan bahwa Jarak Sungai Penuh-Jambi sama dengan jarak Sungai Penuh-Padang. Ck…ck…ck.... Yah, begitulah, Jambi memiliki wilayah yang cukup luas. Yang 60% lahannya merupakan perkebunan dan kehutanan. Jadi jangan kaget, di sepanjang perjalanan akan lebih banyak menjumpai hutan dan perkebunan sawit.

Mengenai objek wisata di Jambi setahu saya yang baru mengenal kota ini dan juga menurut pengakuan beberapa teman disini, Jambi tidak memiliki objek wisata sebanyak di Sumbar. Objek wisata alam hanya bisa di temukan di Kabupaten Kerinci lengkap dengan danau, gunung dan kebun tehnya. Sedangkan di kota Jambi sendiri, Sungai Batanghari yang sangat luas itu menjadi andalan pariwisatanya. Saya pernah menyebrangi Sungai ini dengan menggunakan perahu atau orang-orang disini menyebutnya ketek. Sayang, air sungai ini berwarna kuning, mungkin karena kandungan lumpurnya yang cukup tinggi yang dibawanya dari hulu. Sungai Batanghari inilah menjadi tempat bagi masyarakat untuk menghabiskan liburannya selain pusat perbelanjaan/ mall. 


Sungai Batanghari

Masyarakat kota Jambi sendiri banyak dihuni oleh perantau/ pendatang, apalagi dari Sumatera Barat. Cukup banyak saya temukan urang awak  disini. Tidak dimana-mana, orang Minang ini selalu ada saja. Dulu waktu masih di Tangerang pun, sangat banyak saya menemukan orang Minang. Dan bertemu orang sekampung di perantauan merupakan  kebahagian tersendiri ^__^. Tapi tentu saja, ke-MInang-an mereka sudah terintegrasi dengan budaya setempat, karena bagi orang MInang, dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung, tanpa melupakan dan meninggalkan kebudayaan Minang yang sebenarnya. Jadi walaupun pada awalnya saya bertemu mereka dengan logat dan bahasa Jambi tapi ternyata setelah mengetahui kalau berasal dari ranah Minang, bahasa Minang masih terasa kental keluar dari mulut mereka. Dan itu membuat saya bahagia sebagai rang awak.

Saya tidak tahu untuk berapa lama saya akan tinggal disini. Saat ini Jambi sudah memberikan saya sebuah harapan. Harapan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Rencana Tuhan memang selalu membuat saya tercengang dan tersenyum. Penuh rahasia dan kejutan. Terimakasih ya, Rabb untuk amanah ini.

18 komentar:

Anonim mengatakan...

Wah mbak pindah tugas iaa, welcome 2 jambi nih judulnya hhi..

Berarti jauhnya jambi-padang itu hampir sama kalau mi pulang kampung mbak medan-takengon 10-12 jam

M. Hudatullah mengatakan...

hurrray...posting lagi.
berarti sekarang tugas di jambi ya?

iya tuh, rang awak dimana-mana banyak y? merantau itu termasuk adat istiadat minang y? Di kota kecilku di Lombok, kemarin, aku lihat sudah ada rumah makan padang....:')

salah satu sahabatku di jogja sini juga orang padang.

Miss Nea Muslimovic mengatakan...

wah,,lama juga yah mbak jrak tempuhnya.. inshAllah selalu dlm lindungan Allah dimnapun brada..:)

Fairysha mengatakan...

^mimi: wah, berarti kita senasib dong mi kalo pulang kampung, hehehe...

^huda:hurray...^__^saya juga seneng banget bisa posting lagi, da. weww...di lombok juga?? berarti saya kalo ke lombok, ga perlu khawatir lagi kalo kangen makanan padang, hehehe...^_^

^miss nea: amiinn..makasih doanya sista...^_^

zasachi mengatakan...

oohh tugas di jambi ya cha..
temanku ada juga tuh yg tugas di jambi
#gak nanya, kata ocha
nikmati aja cha, kan gk mgkn juga selamanya dewek-an, ntar juga ada teman..
uhuuyy :p

Unknown mengatakan...

enak kali ya naik perahuu ;)

Nufri L Sang Nila mengatakan...

saya belum pernah ke jambi...tapi suatu saat ingin kesana...terima kasih buat postingannya... :)
salam.....

niku mengatakan...

dewek-an be bahasa Jambi uni?mirip sama bahasa Jawa ya :D

brarti uni sekarang di Jambi?kerja kah?
btw fotonya bagus, aku suka langitnya :)

Mariella Merry mengatakan...

keren tmpatnya, jadi pngen pergi k sana :D , salam knl ya..

Fairysha mengatakan...

^zasachi: hehe..dinas dimana temenmu za? * kali ini bener nanya..:D
hahaha...mudahan ga dewekan selamanya yah za.. ^_^

^pensiljaya: ayuk kesini...^_^

^nufri L Sang Nila: okeh nufri..kabar2i kalo jadi kesini...*menjadi tuan rumah yang baik ^__^

^Yen: masa sih yen mirip?? iya yen, sekarang aku tugas di jambi. merantau lagi deh...^_^

hmm, itu aku ngambilnya pukul 06.00 WIB, matahari masih malu2 untuk keluar...^_^

^mariella merry: salam kenal mery...ayuk jalan-jalan ke sini...^_^

niku mengatakan...

iya mirip.kalo bahasa jawa(surabaya) dewek-an ae..gitu :)

tapi mungkin logatnya beda ya, hehe

andri K wahab mengatakan...

di manapun km berada, smg bulan dan rintik hujan selalu menghiburmu, menemanimu kawan...^_^

Chici mengatakan...

Hihi baru ngeh, ternyata mbaknya pindah kota toh
Yang semangat ya mbak di tempat kerja yang baru (>o<)/

norma mengatakan...

dewek-an kan bhasa jawa kakak,,hehe,,
btw tempatnya keren tuuhh,,

Fairysha mengatakan...

^Yen, Iraz: iya tuh ga ngerti juga kalo itu bahasa Jawa, tapi di Jambi juga kaya gitu...hmm...^__^

^Andri: makasih ndri...semoga...^_^

^Chici: hehehe..iya nih chi...semangat...^_^

chandravaio mengatakan...

pertamax saya berkunjung
all review blog saya ya??
http://chandracore.blogspot.com/

titoHeyzi mengatakan...

waah bener ya, kakak lebih duluan...
yah tidak apalah, daripada tidak sama sekali kan kak.

Welcome ya kak di Jambi, dan ternyata sama kita kak, samam2 Urang awak. Aku juga perantauan k Jambi.

Masih d jambi kah??

Amali Muadz mengatakan...

jambi punya bnyak cerita dan punya bnyak sejarah....
visit and follow amy blaog...
http://amalimuadz.blogspot.com

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...