Kamis, 28 Oktober 2010

Bapak, Karena Rumah Kami Di Sini

(Marzuki Ali dan Orang-orang Pulau & Pesisir Pantai)





Pagi ini saya terkaget membaca status seorang teman di sebuah jejaring social, disertai dengan komentar dibawahnya yang juga membuat saya miris. Komentar tersebut berawal dari sebuah link yang dishare dari sebuah web yang memuat berita mengenai pernyataan Ketua DPR RI, Marzuki Ali tentang bencana tsunami yang terjadi di Mentawai, Sumatera Barat. Apa pernyataannya bisa di lihat disini.

Miris hati saya membaca tulisan itu. Dan jika ditelaah, pernyataan Bapak Marzuki Ali terkesan remeh atau meremehkan. Tak ada beban, tak ada simpatik, dan tak ada rasa "ikut merasakan"  apa yang dialami oleh masyarakat Mentawai dan Sumatera Barat. Komentar beliau terkesan "menggampangkan" solusi dari musibah ini. Tapi memang sebagai wakil rakyat yang terpilih, sepatutnyalah dia mencarikan solusi atau jalan yang lebih konkrit terhadap usul dan pendapat yang beliau sampaikan itu, jangan hanya sekedar omoongan penjawab pertanyaan wartawan saja.

Bapak..rumah kami disini..kami tahu, itu resiko yang harus kami hadapi...kalau memang semua tanah di indonesia ini gratis, kami mau pindah ke tempat yang lebih aman. jangankan mendirikan rumah di tanah yang baru, untuk menyebrangi lautan saja kami harus berpikir. Bapak tidak tahu bagaimana kami disini, kan..karena bapak punya uang untuk beli rumah baru, sedangkan kami, rumah yang roboh karena gempa tahun kemaren belum juga kembali tegak, karena kami belum punya uang untuk membangunnya kembali, dan bapak hanya berjajnji terus untuk memberikan kami bantuan, tapi hingga sekarang masih ada diantara kami yang tinggal di temporary shelter. Cobalah pak, sesekali jalan2 dengan mobi dinas bapak ke kampung kami...kami tidak bohong kalau kami tidak punya uang.

Bapak, kalau memang bapak wakil kami di pemerintahan, kenapa bicara seperti itu? Taqdir yang menyebabkan kami tinggal disini dan kondisi yang menyebabkan kami belum bisa pindah dari sini. sedih sekali mendengar pernyataan bapak yang menganggap sepele musibah kami, tapi terima kasih setidaknya dengan berkomentar kami sudah tahu siapa bapak.

Selanjutnya, coba perhatikan komentar beliau berikut ini: "Kalau rusak diperbaiki. Kalau hilang dibeli lagi," tutupnya.  :D Jika pemerintah tidak punya uang untuk membeli baru atau memperbaiki alat pendeteksi tsunami BMKG, maukah para wakil rakyat tersebut membatalkan plesiran mereka ke Yunani dan menyumbangkan uangnya untuk kami masyarakat yang tinggal di pulau kecil dan pesisir pantai??

Kalau mengenai pernyataan beliau yang mengatakan bahwa masyarakat Mentawai harus terus diberikan bantuan, tak usah beliau bersusah mengeluarkan pernyataan seperti itu. Tanpa bicarapun, bantuan akan tetap datang ke Mentawai. Karena masih ada orang yang akan berbuat tanpa harus bicara.



Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...